Objek Wisata Terbaik Di Alor NTT

  Objek Wisata Terbaik Di Alor NTT

              Oke Guys ini ada rekomendasi Objek Wisata terbaik di Alor NTT yang wajib teman teman kunjungi, tetapi mungkin terlebih dahulu saya akan sedikit menjelaskan tentang Profil  daerah Alor NTT.





            Alor adalah sebuah pulau yang terletak di ujung timur Kepulauan Nusa tenggara Luas wilayahnya 2.119 km², dan titik tertingginya 1.839 m. Pulau ini dibatasi oleh Laut flores   dan Laut Banda di sebelah utara, Selat Ombay di selatan (memisahkan dengan Pulau Timor), serta Selat Pantar di barat (memisahkan dengan Pulau Pantar. Pulau Alor adalah satu dari 92 pulau terluar indonesia karena berbatasan langsung dengan Timor Leste di sebelah selatan.
Pulau Alor merupakan salah satu dari dua pulau utama di Kabupaten Alor, Provinsi  Ntt Indonesia. Di pulau ini terdapat Kota Kalabahi, ibukota Kabupaten Alor. Pulau Alor terletak pada posisi 08o 13’50” LU – 125o 07’55” BT dengan batas-batas :
 Sebelah Utara    : Laut Flores
 Sebelah Timur    : Maluku Tenggara Barat
 Sebelah Barat    : Selat Lomblen Kec.Lembata
 Sebelah Selatan :  Selat Ombay dan Timor Leste.

        Nah itu suys sedikit Profil Kabupaten Alor, oke sekarang ini Objek wisata yang ada di Alor NTT

1. Air Mancur Tuti Adagai 



        Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur, terkenal dengan budaya serta potensi wisata alamnya yang asri dan alami. Salah satunya adalah air panas Tuti Adagae. Dengan fenomena alam yang unik berupa semburan air panas dan batu kristal, membuat kawasan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang bosan dengan suasana perkotaan.
Kawasan wisata ini berjarak sekitar 50 Km arah timur Kota Kalabahi Kabupaten Alor, yang bisa ditempuh dengan kendaraan umum sekitar 1 jam perjalanan darat. Sebelum memasuki lokasi semburan air panas, para pengunjung dimanjakan dengan pemandangan hutan kenari dengan pepohonan yang teduh, cocok sebagai tempat bersantai bersama keluarga.
Tak hanya itu, para pengunjung kemudian bisa menikmati indahnya aliran air panas kali Tuti Adagae yang mengalir dengan pelan menuju ke muara dengan selalu mengeluarkan gelembung dan busa serta uap panas. Hangatnya lebih terasa saat kita berdiri di tepian kali. Karena mengandung belerang, warga percaya mandi di kali tersebut bisa menyembuhkan penyakit.
Lantaran selalu mengeluarkan uap panas, membuat batuan di sekitar aliran sungai menjadi mengkristal, dan kristal ini juga sering di pergunakan warga sebagai campuran bumbu dan di yakini memiliki protein tinggi.
Selain di titik semburan, juga terdapat titik-titik semburan dari dasar air seperti mata air kecil yang selalu mengeluarkan air panas. Bahkan, binatang-binatang kecil tak bertahan hidup bila mendekati aliran air tersebut.


 2. Pantai Batu Putih 


      Pantai ini menawarkan keindahan tiada tara bagi para pengunjung, terutama bagi mereka yang baru pertama kali berkunjung. Pantai di Desa Alila Timur, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alot ini memiliki hamparan pasir putih begitu menawan. Selain hamparan batu dan pasir putih yang memanjakan mata, desiran ombak dan air lautnya yang jernih menjadi daya pikat bagi para wisatawan. Kini pantai Batu Putih telah menjadi salah satu objek wisata bagi warga Pulau Seribu Moko itu. Saban hari, terutama hari Minggu dan libur, puluhan bahkan ratusan warga memilih Pantai Batu Putih sebagai lokasi untuk menghabiskan waktu libur.
    Dengan menyewa perahu motor milik warga sekitar Kampung Batu Putih, para turis menghabiskan waktu seharian di tengah laut. Perjalanan ke Batu Putih dari Kota Kalabahi hanya butuh 30 menit. Pantai indah itu dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan jarak tempuh sekitar 30 kilometer. Bagi Anda yang tidak memiliki kendaran pribadi, Anda bisa menggunakan jasa ojek dengan ongkos Rp 20.000 untuk satu kali jalan. Jika menggunakan kendaraan roda empat, Anda hanya merogoh kocek Rp 15.000. Sejauh ini Anda tidak dipungut biaya ketika memasuki objek wisata penuh keindahan ini.

3. Pantai Sebanjar 
  

    . Pantai Sebanjar berada di Kecamatan Sebanjar, hanya beberapa kilometer setelah Kecatamatan Alor Kecil. Menuju ke Pantai Sebanjar, kamu bisa menumpang oto (angkot) yang berwarna biru dari Pelabuhan Wetabua. Tarifnya hanya Rp5.000. Atau kamu juga bisa menaiki ojek dari Pantai Wetabua, hanya Rp15.000.Mengapa Pantai Sebanjar jadi pantai favorit? Pantai ini memiliki pasir putih yang sangat bersih. Dari pantai ini, saya juga bisa melihat pulau lain di depannya dan pemandangan di sepanjang jalan menuju ke sini juga indah. Saya melewati pantai-pantai lain di sebelah kiri jalan dan juga tebing-tebing batu tinggi dengan pepohonan di atasnya di sebelah kanan jalan. Di sepanjang jalan juga banyak rumah penduduk dan saya juga melewati rumah adat di Alor Kecil.

4. Taman Bawah Laut Pantar


     Keindahan dan keunikan alam bawah laut Selat Pantar sangat menakjubkan. Bahkan jika dibandingkan dengan Taman Laut Komodo di NTT, Berau di Kalimantan Timur, Bunaken di Sulawesi Utara dan Raja Ampat di Papua, Selat Pantar masih tetap yang terbaik, meski selama ini untuk diving, taman laut Komodo, Bunaken, Berau, dan Raja Ampat lebih populer, tapi di mata para diver kelas dunia taman laut Selat Pantar yang terletak di Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, lebih unggul karena keindahannya yang menakjubkan. Konon terindah setelah taman laut Kepulauan Karibia. Banyak wisatawan asing yang pernah ke Alor terkagum-kagum. Sebab, selain dimanjakan keindahan taman lautnya, mereka juga menemukan fenomena taman laut tersebut langka dan sangat menarik. Makanya, wajar jika wisata bahari Alor dengan panorama bawah laut yang spefisik di Selat Pantar menjadi primadona dan pemikat bagi para diver kelas dunia dari Amerika, Australia, Austria, Inggris, Belgia, Belanda, Jerman, Kanada, Selandia Baru, dan beberapa negara di Asia.

5. Pantai Dulibala 


     Pantai ini memiliki hamparan pasir putih yang memanjang sepanjang lembah perbukitan karang dengan garis pantai sepanjang kurang lebih 1 kilometer. Air yang jernih berwarna kehijauan dengan pasir putih dibibir pantai dan dasar laut menciptakan pesona air kehijauan yang menyejukan mata setiap pengunjungnya.
Pantai ini bagaikan surga kecil di ujung Selatan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Pantai ini berlokasi di Kelurahan Maritaing Kecamatan Alor Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Terdapat bukit bebatuan karang berlubang yang terkikis oleh ombak sepanjang waktu, anda dapat menikmati pemandangan indah dari sini yang disebut oleh masyarakat sekitar dengan nama "Batu Lobang".
Pantai ini yang indah ini tidak banyak pengunjung yang datang mengingat jaraknya yang sangat jauh dari pusat ibukota Kalabahi, dan perjalanan membutuhkan waktu yang lama dan medan yang berat. Biasanya hanya menggunakan kendaraan seperti Jeep dan Hartop yang bisa menjangkau lokasi.
Untuk menjangkau lokasi, jika berasal dari luar daerah NTT anda harus menggunakan kapal ferry ke Dermaga Kalabahi atau dengan menggunakan pesawat terbang menuju Bandara Mali dari Kupang, ibukota Provinsi NTT.
Di pantai ini, pengunjung juga dapat langsung membeli ikan dari nelayan setempat yang ditawarkan dengan harga yang sangat murah. semua ikan yang dijajakan masih sangat segar dan bersih.

6. Al Qur'an Tua dari Kulit Kayu


      Alor, tak saja menyimpan indahnya pemandangan alam bawah laut nomor dua di dunia setelah laut Karabia, tapi juga menyimpan artefak sejarah dan jejak peradaban Islam yang mengagumkan,
Yang paling mengesankan adalah Al Qur'an yang terbuat dari kulit kayu dan Masjid tua di desa Lerabaing. Konon menurut kisah orang tua setempat, Al Qur'an yang dibuat dari kulit kayu dengan tulisan tangan itu, adalah peninggalan kesultanan Ternate ketika mereka membawa Islam masuk ke Kabupaten Alor sekitar tahun 1519 masehi.
Saat ini Al Qur'an tersebut disimpan oleh Saleh Panggo Gogo yang merupakan generasi ke-13 keturunan Iang Gogo dari kesultanan Ternate. Demikian pun Masjid tua yang merupakan pusat dakwah para pembawa syiar ketika mereka membawa masuk mission Islam di Kabupaten Alor. Hingga saat ini Masjid tua tersebut masih digunakan sebagai tempat ibadah.
   Dari beberapa sumber yang terhimpun, berdasarkan usianya, peninggalan Al Qur'an yang ada di Alor ini merupakan Al Qur'an tertua di Asia. Pada Festival Legu Gam di Ternate pada tahun 2011, Al Qur'an tertua ini didatangkan khusus oleh Sultan Ternate dari Alor.Berdasarkan sumber,  Al Qur'an ini dibawa ke Alor Besar pada 1519 Masehi oleh Iang Gogo yang merantau bersama empat saudaranya dengan misi menyebarkan Islam hingga ke Alor.  Saat itu, kitab suci ini dibawa pada masa Kesultanan Babullah V oleh kelima bersaudara dari Ternate dengan menggunakan perahu layar yang menurut riwayat bernama Tuma Ninah yang berarti `Berhenti/Singgah Sebentar‘. Bukti nyata dari masuknya Islam dari Ternate ke Alor ini adalah salah satu Pulau di Alor yang diberi nama pulau Ternate. Demikian pun terdapat sebuah kampung di desa Illu-Baranusa yang bernama kampung “Maloku”.
7. Pantai Maimol 


     Pantai Maimol mempunyai jarak yang kurang lebih sekitar 8 km dari kota Kalabahi. Maimol sebagai kampung nelayan tradisional, memiliki potensi cukup baik guna menjadi penghasil ikan di wilayah kabupaten Alor. Pantai ini tepat berada di Teluk Benlelang sehingga memiliki ombak yang tenang dengan air yang jernih.
Hamparan pasir putih dengan garis pantai hampir sekitar 1 kilometer memberikan keindahan tersendiri untuk mata pengunjung. Disekitar lokasi sudah terdapat tempat perisitirahatan berupa kursi-kursi dari bambu tepat di bawah rindangnya pepohonan kelapa dan beringin dan juga sudah tersedia toilet bagi pengunjung.

8. Kampung Tradisional Monbang 


     Perkampungan tradional Monbang berada di Desa Kopidil Kecamatan Alor Barat Laut. Jarak dari Kalabahi sekitar 7 km, Perkampungan tradional Monbang dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4 dalam waktu 45 menit.
Potensi yang dapat dinikmati di Perkampungan asli suku Kabola: masyarakat tradisional, rumah adat, lagu, tarian khas suku Kabola dan busana spesifik dari kulit kayu. Dalam perjalanan anda disuguhi pemandangan indahnya Teluk Mutiara.
Perkampungan ini didiami oleh suku Kabola. Kampung ini terdiri dari deretan rumah-rumah tradisional khas Alor yang terbuat dari bambu, kayu, serta diatap dengan alang-alang. Bila dilihat sejenak, perkampungan tradisional Monbang mirip dengan perkampungan tradisional Takpala, namun ada hal unik yang membedakannya, yaitu pakaian adat mereka terbuat dari kulit kayu.
Atraksi budaya yang dapat dijumpai adalah seni tradisional: Cakalele, Lego-lego, Tari Rotan. Monbang dapat dicapai dengan menggunakan mikrolet, minibus bahkan sepeda motor.



9. Pulau Rusa 


    Pulau ini terletak di kawasan Desa Puntaru, Kecamatan Pantar Barat Laut. Dinamakan pulau Rusa karena merupakan habitat bagi ribuan ekor rusa dan tidak dihuni oleh manusia. Saat ini sedang dikembangkan wisata berburu bagi wisatawan yang berminat berburu.
Untuk menjangkau lokasi, anda harus menggunakan jasa speedboat mengingat jaraknya cukup jauh dari pusat ibu kota. Konon menurut kepercayaan, jika ingin mengunjungi dan berburu rusa, maka kita harus ditemani oleh salah seorang pemangku adat/tuan tanah.
Sebelum melaksanakan aktivitas disini, terlebih dahulu harus dilakukan upacara adat dan memohon ijin kepada tuan tanah tersebut. Jika tuan tanah tersebut mengatakan hanya boleh menangkap 1 ekor rusa, maka hasil tangkapan hanya akan berjumlah 1 ekor, tidak lebih.

10. Pulau Kepa 


     Pantai di Pulau Kepa, menawarkan kelegaan bagi mereka yang penat dengan keriuhan. Pulau ini memiliki hamparan pasir putih selembut tepung dan lautan biru jernih yang jauh dari keramaian. Memandang laut di Alor dari pantai Pulau Kepa, ketenangan terasa menenteramkan jiwa.
Lautan jernih terlindung dalam barisan perbukitan kokoh di pulau-pulau sekitarnya. Gelombang kecil mengalun lamban bersama perahu-perahu nelayan yang sesekali melintas, ikan-ikan sebesar betis pun tak enggan bermain hingga ke bibir pantai.
Pulau Kepa berjarak sekitar 12 kilometer dari pusat Kota Kalabahi dan dapat ditempuh dalam waktu 10 menit berperahu motor dari Dermaga Alor Kecil. Dari Bandara Kalabahi di Alor, Pulau Kepa masih berjarak 1,5 jam perjalanan dengan mobil dilanjutkan dengan perahu.
Pulau Kepa ibarat dunia yang terlupakan oleh laju peradaban. Sentuhan modernitas masih begitu minim. Tak ada jalan beraspal, kendaraan bermotor, ataupun warung yang menjual makanan. Penduduknya pun masih sedikit. Perairan Pulau Kepa masuk dalam taman laut Teluk Mutiara yang merupakan salah satu kawasan taman laut terindah didunia dengan kekayaan keanekaragaman hayati biota laut terbaik didunia.
Namun, suasana inilah yang menghadirkan eksotisme dan justru menjadi salah satu daya tarik Kepa. Hal ini rupanya juga disadari pemilik La P’tite Kepa, satu-satunya penginapan dan penyedia jasa penyelaman di pulau itu. Penginapan milik pasangan asal Perancis itu didesain seperti perkampungan tradisional khas Alor, dibangun tepat di atas tebing di pinggir pantai. Cottage yang ada berjumlah lima buah dan mampu menampung sampai dengan 100 orang.
Pondok-pondok itu berbahan bambu dan beratap rumbia dengan tarif di bawah Rp 500.000 per malam. Meski sederhana, penginapan ini nyaris penuh sepanjang tahun dengan jumlah tamu 300-400 orang per tahun. Sebagian besar tamunya adalah turis mancanegara, terutama dari Perancis dan Jerman. Untuk memastikan mendapat kamar di La P’tite Kepa, sebaiknya memesan jauh-jauh hari sebelumnya.

11. Pantai Mali 


     Pantai Mali berada di Desa Kabola Kecamatan Teluk Mutiara dengan jarak 10 KM dari kota Kalabahi. Pantai ini menyajikan air yang tenang dengan pasir putih dan taman wisata alam laut yang indah serta rimbunan pohon kelapa yang sarat berbuah.
 Dari pantai ini dapat dilihat pulau Sika yang sangat indah dan terdapat sebuah kuburan tua dan keramat. Objek ini dapat dijangkau dengan angkutan umum dengan intensitas sedang, ojek mobil probadi atau sewaan.
 Dari pantai mali sekitar 3 km dapat dilihat suatu pemandangan alam hutan nostalgia dimana para pengunjungnya diberikan anakan tanaman untuk ditanam sekitar lokasi dengan mencantumkan namanya pada pohon tersebut. Pada hutan ini juga terdapat sebuah mata air yang sejuk dibawah rerimbunan pohon kenari dan cendana yang indah

12. Kampung Takpala


    Kampung tradisional Takpala terletak di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor. Perjalanan ke Takpala dari Bandar Udara Mali-Alor bisa ditempuh dengan ojek sepeda motor. Jika dengan kendaraan umum, dari Terminal Kalabahi, ibu kota Kabupaten Alor, bisa menggunakan bus jurusan Bukapiting, turun di Takalelang. Spanduk selamat datang ke kampung tradisional Takpala menyambut di depan jalan mendaki beraspal menuju Takpala. Perjalanan dari Takalelang menuju Takpala memerlukan waktu sekitar 15 menit jalan kaki. Sebagai kampung tradisional, Takpala memiliki 12 rumah adat dan merupakan tujuan wisata Alor yang telah ditata cukup oke. Masuk Takpala tidak dipungut retribusi sepeser pun. Di Takpala bisa dijumpai kehidupan yang sangat bersahaja. Masyarakat menyandarkan kebutuhan sehari-hari pada hasil hutan. Sehingga, ketika berkunjung di siang hari, suasana kampung tampak sepi karena penduduknya pergi ke hutan mencari kebutuhan hidup. Jika sebelum kunjungan memberitahu ke dinas wisata setempat, maka warga Takpala bisa diorganisasi untuk menyuguhkan tarian lego-lego. Tarian ini dilakukan secara massal, bergandengan tangan secara melingkar.

13. Museum 1000 Moko 


      Museum 1.000 Moko menyimpan beragam benda peninggalan pra-sejarah dan benda sejarah. Museum ini adalah salah satu bukti betapa budaya di pulau ini dapat begitu sangat beragam dan unik. Dinamai Museum 1.000 Moko karena Moko mewakili kebudayaan orang Alor dan dianggap sebagai benda adat yang bernilai budaya sangat tinggi. Sementara itu, angka 1.000 menunjukkan keanekaragaman suku sekaligus bentuk harapan masyarakat Pulau Alor.
    Dalam sejarah peradaban Pulau Alor, moko digunakan sebagai belis atau atau mas kawin. Moko memiliki peranan penting bagi masyarakat Alor, yaitu kepemilikan terhadap jumlah dan jenis moko tertentu dapat menunjukkan status sosial seseorang. Di beberapa suku tradisional di Pulau Alor moko digunakan sebagai gendang untuk mengiringi tarian adat. Selain sebagai alat musik tradisional, dahulu Moko juga berfungsi sebagai alat tukar ekonomi masyarakat Alor. Hal inilah yang sempat menyebabkan inflasi di kawasan tersebut pada masa pemerintahan Hindia Belanda sehingga membuat sistem baru dengan membatasi peredaran Moko di Pulau Alor.
  Sekarang Moko berfungsi sebagai peralatan belis atau mas kawin serta simbol status sosial. Dalam adat dan istiadat pernikahan masyarakat Alor, moko digunakan sebagai alat pembayaran belis atau mas kawin seorang laki-laki kepada calon isterinya, itu karena moko dipercaya dapat mengikat pernikahan. Hingga kini, adat menjadikan Moko sebagai mahar masih terus berlangsung. Suku di Alor yang masih menetapkan mas kawin dengan Moko adalah suku Darang (Raja), Tawaka, Kalondama, Kawali, dan Balomasali. Tinggi rendahnya status sosial dinilai oleh banyaknya Moko yang disanggupi saat membayar mas kawin.

14. Rumah Adat Mabur 


      Rumah adat Mabur didirikan oleh 5 suku yang mendiami kampung Mabur. Untuk menggenapi amanat leluhur mereka (Mowen Mariwen) yang dalam perjalanan dari Ki Aben kembali ke kampung leluhur di Matap, sesampainya di Kampung Aben Haba yang terletak dekat kampung Wangkil Mowen Maniwen hilang di sebuah batu berbentuk panjang, kemudian Kilikalo dan Malaibel (anak dari Mowen Maniwen), mencari orang tua mereka selama 3 hari tetapi tidak bertemu hanya menemukan barang bawaan orang tua mereka berupa senjata, tempat sirih dan beberapa bawaan lainnya, tiba –tiba terdengar suara dari semak belukar yang menyatakan bahwa, mereka tidak bisa kembali lagi karena mereka berada di alam lain.
Rumah adat Mabur didirikan diatas mesbah (Lapadah) memiliki 8 sisi dan 12 tiang dengan atap bertingkat, diatas bubungannya terdapat ukiran naga yang terbuat dari kayu berukuran:
  • Ruas panjang sisinya 3 M
  • Tinggi bangunan 5, 10 M
  • Tinggi Mesbah 1, 60 M
Di lokasi situs Rumah Adat MMabur terdapat:
  1. Lima lingkaran terap – terap batu
  2. Lima batu pelat tempat duduk lima kepala suku
  3. Satu batu pelat tempat duduk baca mantra
  4. Satu batu pemali (Batu Mowen Maniwen)
  5. Satu batu tempat pembuat api. 



Ref: http://tourism.nttprov.go.id/tujuan/8-alor







     

Comments

Popular posts from this blog

Objek Wisata Terbaik Di Alor NTT